Perubahan iklim dan kerugian yang dirasakan di Indonesia memang telah menjadi perhatian serius bagi banyak pihak. Faktor-faktor seperti deforestasi, polusi udara, dan emisi gas rumah kaca telah menyebabkan perubahan iklim yang signifikan, yang pada gilirannya telah menyebabkan kerugian yang tidak dapat dihindari.
Menurut Dr. Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB, perubahan iklim telah menyebabkan meningkatnya intensitas bencana alam di Indonesia. “Kita dapat melihat peningkatan banjir, tanah longsor, dan kebakaran hutan yang semakin parah akibat perubahan iklim,” ujar Dr. Sutopo.
Salah satu kerugian yang dirasakan akibat perubahan iklim adalah kerugian ekonomi yang signifikan. Menurut laporan Bank Dunia, kerugian ekonomi akibat perubahan iklim di Indonesia diperkirakan mencapai miliaran rupiah setiap tahunnya. Selain itu, kerugian lingkungan juga tidak bisa diabaikan, dengan banyaknya spesies yang terancam punah akibat perubahan iklim.
Namun, tidak semua harapan hilang. Ada solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi perubahan iklim dan kerugian yang dirasakan di Indonesia. Salah satunya adalah dengan mengurangi emisi gas rumah kaca melalui pengembangan energi terbarukan. Menurut Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, Indonesia telah berkomitmen untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan hingga 23% pada tahun 2025.
Selain itu, peningkatan kesadaran masyarakat juga menjadi kunci dalam mengatasi perubahan iklim. Menurut Yuyun Ismawati, aktivis lingkungan, “Penting bagi masyarakat untuk mulai mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan mengadopsi gaya hidup yang ramah lingkungan.”
Dengan langkah-langkah konkret dan kerjasama antar berbagai pihak, diharapkan Indonesia dapat mengatasi perubahan iklim dan kerugian yang dirasakan, sehingga generasi mendatang dapat menikmati lingkungan yang sehat dan lestari.