Penyakit dan gangguan yang mengancam ekosistem darat merupakan masalah serius yang perlu segera mendapatkan perhatian. Gangguan ini dapat berasal dari berbagai faktor seperti perubahan iklim, aktivitas manusia, dan juga penyebaran penyakit oleh hewan liar.
Menurut Dr. Budi, seorang ahli ekologi dari Universitas Indonesia, penyakit yang menyerang hewan liar dapat berdampak besar terhadap ekosistem darat. “Penyakit yang menyebar di antara populasi hewan liar dapat menyebabkan penurunan jumlah populasi, yang pada gilirannya dapat mengganggu keseimbangan ekosistem,” ujarnya.
Salah satu penyakit yang saat ini menjadi perhatian serius adalah penyakit rabies yang menyebar melalui gigitan hewan liar seperti rubah dan kelelawar. Menurut data dari Kementerian Kesehatan, kasus rabies di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya, dengan dampak yang cukup signifikan terhadap ekosistem darat.
Selain itu, gangguan seperti deforestasi dan perambahan hutan juga turut mengancam ekosistem darat. Menurut Prof. Andi, seorang pakar lingkungan dari Institut Pertanian Bogor, “Deforestasi dapat mengakibatkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies hewan, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kepunahan dan ketidakseimbangan ekosistem.”
Untuk mengatasi masalah ini, perlu adanya kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan para ahli lingkungan. Langkah-langkah konservasi seperti peningkatan pengawasan terhadap penyakit hewan liar, penghijauan kembali area yang terdeforestasi, dan penegakan hukum terhadap perambahan hutan dapat membantu menjaga kelestarian ekosistem darat.
Dengan kesadaran dan tindakan yang tepat, kita dapat mencegah penyakit dan gangguan yang mengancam ekosistem darat untuk menjaga keberlanjutan lingkungan hidup kita. Seperti yang dikatakan oleh Mahatma Gandhi, “Kita harus menjadi perubahan yang ingin kita lihat di dunia.” Semoga upaya kita dapat memberikan dampak positif bagi ekosistem darat dan generasi mendatang.